Football

Sanksi Liga Premier: Nottingham Forest dan Everton Menghadapi Pengurangan Poin karena Pelanggaran Finansial

16 January, 2024

Komitmen Liga Premier untuk menegakkan aturan profitabilitas dan keberlanjutan (PSR) telah ditegaskan oleh tuduhan baru-baru ini terhadap Nottingham Forest dan Everton, yang menunjukkan potensi pengurangan poin untuk kedua klub. Perkembangan ini menambah babak baru dalam pengawasan berkelanjutan terhadap manajemen keuangan klub sepak bola.

Everton, yang sudah terguncang akibat pengurangan 10 poin awal tahun ini karena penyimpangan keuangan pada musim 2020-21, yang menjerumuskan klub ke dalam pertarungan degradasi, kini menghadapi sanksi lebih lanjut. Klub asal Merseyside ini sangat vokal mengkritik hukuman awal tersebut, menganggapnya “sangat tidak proporsional dan tidak adil,” dan telah mengajukan banding. Ikuti tim Liga Premier favorit Anda dengan peluang taruhan sepak bola menarik dari Nextbet.

Nottingham Forest, di sisi lain, adalah pendatang baru dalam pengawasan semacam ini. Setelah naik ke Liga Premier untuk musim 2022-23, klub ini mencetak rekor dengan 21 transfer di bursa transfer musim panas, sebuah langkah yang mungkin berkontribusi pada kesengsaraan finansial mereka. Pernyataan Forest menjamin kerja sama penuh dengan Liga Premier dan menyatakan keyakinan akan “resolusi yang cepat dan adil.”

Peraturan Financial Fair Play (FFP) Liga Premier, yang mengizinkan klub mengalami kerugian hingga £105 juta selama tiga tahun, bertujuan untuk memastikan stabilitas keuangan dan persaingan yang sehat. Sejarah kejuaraan Forest baru-baru ini, di mana kerugian yang diperbolehkan dibatasi hingga £39 juta selama tiga musim, memperumit gambaran keuangan mereka setelah promosi.

Pernyataan Everton menyoroti komitmen mereka untuk mempertahankan posisi mereka selama proses banding dan menekankan potensi dampaknya terhadap suporter. Situasi klub sedang genting karena pengurangan poin awal telah menimbulkan konsekuensi signifikan di lapangan.

Kasus Nottingham Forest dan Everton tidak berdiri sendiri. Manchester City, raksasa Liga Premier lainnya, menghadapi penyelidikan berkelanjutan atas dugaan pelanggaran sejak 2008, meski belum ada keputusan yang diambil. Insiden-insiden ini menggarisbawahi ketatnya pengawasan keuangan Liga Premier dan konsekuensi dari ketidakpatuhan.

Secara historis, pengurangan poin berdampak besar pada klub. Middlesbrough pada tahun 1997 dan Portsmouth pada tahun 2010 adalah contoh penting di mana kesalahan pengelolaan keuangan menyebabkan hukuman berat di lapangan.

Ketika komisi independen yang ditunjuk oleh ketua Liga Premier mempertimbangkan sanksi yang tepat untuk Nottingham Forest dan Everton, hasil dari kasus-kasus ini akan diawasi dengan ketat. Keputusan tersebut tidak hanya akan berdampak pada masa depan klub-klub tersebut, namun juga menjadi preseden dalam penegakan financial fair play di salah satu liga sepak bola yang paling banyak ditonton di dunia. Dapatkan update terkini dari Premier League hanya di Nextbet Sports.